Pecinta whisky maupun pakar minuman telah mencoba mendefinisikan apa yang membuat sebuah whisky disebut bagus dan berkualitas.
Banyak hal yang diperhatikan dan dipertimbangkan ketika mencoba mengartikan ini, dari faktor produksi sampai produk akhir.
Yang pasti, yang disetujui semua orang adalah, whisky yang bagus lebih dari sekedar botol yang paling mahal, merk yang paling terkenal, atau whisky yang paling tua. Memang hal-hal ini bisa menjadi kriteria.
Namun, jangan terlalu terpaku kepada elemen-elemen ini. Apapun opini para ahli, pada akhirnya semuanya bergantung kepada selera dan preferensi masing-masing peminum.
Inilah beberapa pertimbangan yang dilihat ketika mendefinisikan whisky yang bagus.
1. Kompleksitas rasa
Rasa adalah yang membedakan whisky yang bisa diminum sendiri dan whisky yang lebih baik dicampur di cocktail.
Whisky yang bagus mengandung kombinasi rasa yang kompleks, dan semua ini biasanya dapat dirasakan dengan sekali minum.
Tidak semua rasa yang ada dalam whisky akan memiliki intensitas yang sama. Namun, ketika berbagai level rasa ini bergabung dengan baik, itulah whisky yang berkualitas.
Ini adalah beberapa profil rasa yang biasa ditemukan di dalam whisky:
- Kayu
- Buah
- Gambut
- Floral
- Sereal
- Sulfat
- Anggur
Baca juga: Mengenal Whisky Jepang & Bedanya dengan Jenis Lainnya
2. Periode penuaan
Banyak yang menyamakan whisky dengan wine. Mereka berpikir bahwa semakin tua semakin berkualitas.
Namun, ini belum tentu benar. Tahun yang tertera di label tidak selalu menjamin kualitas whisky tersebut.
Proses penuaan selalu dilakukan dengan tong ek. Tipe tongnya sendiri beragam, namun hal yang sama terjadi selama proses ini.
Kayunya akan lama-lama melar dikarenakan perubahan suhu. Hasilnya, oksigen mulai masuk ke dalam tong.
Saat oksigen bersentuhan dengan elemen-elemen whisky, cairan tersebut berubah dan mulai mengembangkan profil-profil rasa yang disebut di atas.
Whisky yang sudah lama dituakan mendapatkan waktu lebih banyak untuk mengembangkan rasa-rasa tersebut.
Whisky yang berkualitas tidak hanya didefinisikan oleh periode penuaan, tapi juga oleh tipe tong kayu yang digunakan saat penuaan.
Baca juga: Perbedaan Antara Whisky dan Bourbon
3. Varian tong ek yang dipakai saat penuaan
Beberapa jenis tong kayu digunakan dalam proses penuaan, dan hampir semuanya terbuat dari kayu ek.
Setiap jenis ek akan memberikan whisky rasa yang berbeda, jadi kualitas whisky juga bergantung kepada selera masing-masing peminum.
Bukan karena satu jenis ek lebih baik dari yang lain, tapi karena memang tergantung rasa-rasa apa yang dicari.
Tong bekas penuaan port
Beberapa produsen whisky memilih untuk membiarkan whisky menua di dalam tong yang sebelumnya dipakai untuk menampung anggur port.
Jenis anggur ini adalah dessert wine yang cenderung lebih manis. Whisky yang ditampung dalam tong ini akan mendapatkan rasa-rasa buah kering yang juga ada dalam port.
Tong bekas penuaan bourbon
Tong yang telah dipakai untuk penuaan bourbon juga sering digunakan untuk penuaan Scotch. Tong bekas bourbon biasanya menghasilkan whisky dengan rasa buah-buahan.
Tong bekas penuaan sherry
Sama seperti port, sherry adalah dessert wine manis yang mengandung rasa buah-buahan kering.
Namun, sherry cenderung lebih asam daripada port. Whisky yang dituakan dalam tong bekas sherry akan memiliki sisa rasa yang sedikit asam.
Tong ek baru
Ini adalah tong ek yang belum pernah digunakan untuk penuaan alkohol apapun. Tong ek baru sering digunakan untuk menuakan bourbon. Mereka memberikan whiskey rasa kekayuan.
Minuman.com menyediakan pilihan terlengkap untuk Whisky dan minuman beralkohol lainnya. Pesan sekarang dan nikmati pengiriman ke pintu rumah Anda dengan cepat.