Pop the Legend: How Moët & Chandon Became the World’s Celebration Champagne

Ketika orang memikirkan Champagne, satu nama yang hampir selalu muncul di atas yang lain — Moët & Chandon. Dengan warisan lebih dari 270 tahun, Moët bukan sekadar merek anggur; ia telah menjadi simbol perayaan, kemewahan, dan momen-momen tak terlupakan dalam hidup.

Didirikan pada tahun 1743 di Épernay, Prancis — jantung wilayah Champagne — Moët dengan cepat meraih reputasinya di kalangan elit Eropa. Kepopulerannya yang pesat sebagian disebabkan oleh hubungan dekatnya dengan keluarga kerajaan, termasuk istana Raja Louis XV, tempat budaya Champagne pertama kali berkembang. Salah satu pengagumnya yang paling terkenal tak lain adalah Napoleon Bonaparte, yang terkenal membawa botol-botol Moët ke medan perang dan kemenangan, mengukuhkan tradisi merayakan kemenangan dengan gelembung.

Namun, di luar dukungan kerajaan dan kemewahan sinematik, kekuatan Moët yang sesungguhnya terletak pada konsistensi. Cuvée andalannya, Moët Impérial Brut , menampilkan gaya rumah produksi dengan sempurna: keasaman yang kuat diimbangi dengan apel matang, jeruk, dan pir; aroma brioche dan bunga putih yang lembut; serta gelembung elegan yang tahan lama, terasa mewah sekaligus mudah. Profilnya langsung dikenali — dan disukai.

Moët memelopori gagasan bahwa sampanye tidak seharusnya hanya diperuntukkan bagi kalangan elit — melainkan harus dinikmati bersama. Selama berabad-abad, sampanye telah hadir di acara pernikahan, malam penghargaan, hitung mundur Tahun Baru, peragaan busana, dan momen-momen penting pribadi. Dari pemutaran perdana Hollywood hingga makan malam intim, Moët menyampaikan pesan yang sama:
Hidup ini layak dirayakan — bukan suatu hari nanti, tapi sekarang.

Kini, Moët & Chandon terus berinovasi sembari menjunjung tinggi tradisi. Inisiatif keberlanjutan, pengelolaan kebun anggur, dan teknik pembuatan anggur modern memastikan bahwa botol yang sama yang dinikmati berabad-abad lalu tetap terasa abadi, relevan, dan ikonis tanpa perlu usaha apa pun.

Entah itu bunyi letupan gabusnya, gemericik gelembung, atau roti panggang bersama teman-teman, Moët bukan sekadar Champagne — melainkan ritual kegembiraan.

You might also like to read

  1. Why Don Julio 1942 Ultima Reserva Is the World’s Most Wanted Tequila
  2. How to Drink Moutai Like a Pro: Etiquette and Tasting Guide for Beginners
  3. Inside China’s Liquid Gold: The Story of Kweichow Moutai
  4. 5 Occasions Made Better with Moët & Chandon
  5. Cool-Climate Chardonnay Magic: Why Penfolds Bin 311 Redefines Elegance
  6. From Ireland to Indonesia: Why Bushmills Black Bush Is the New Hype of Irish Whiskey
  7. How to Drink Moutai Like a Pro: Etiquette and Tasting Guide for Beginners
  8. Inside China’s Liquid Gold: The Story of Kweichow Moutai
  9. 5 Occasions Made Better with Moët & Chandon
  10. From Ireland to Indonesia: Why Bushmills Black Bush Is the New Hype of Irish Whiskey
  11. Why You Must Swirl Wine: The Art of the Swirl
  12. Pairing Indonesian Food With Wine: Penfolds' Guide
  13. 5 Occasions Made Better with Moët & Chandon
  14. Champagne and Caviar: Why This Luxe Pairing Works So Well